BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pemuda merupakan masalah
yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi
yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda ini disebakan karena sebagai akibat dari
proses pendewasaan seseorang, penyusuan diri dengan situasi yang baru dan
timbulah harapan setiap pemuda karena akan mempunyai masa depan yang baik
daripada orang tuanya. Proses perubahan itu terjadi secara lambat dan teratur
(evolusi)
Sebagian besar pemuda mengalami
pendidikan yang lebih daripada orang tuanya. Orang tua sebagai peer group yang
memberikan bimbingan, pengarahan, karena merupakan norma-norma masyarakat, sehingga
dapat dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah yang tidak terpecahkan
karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami dan diuangkapkannya.
Dewasa ini umum dikemukakan bahwa
secara biologis dan politis serta fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi
secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Contohnya seperti
pemuda-pemuda yang sudah menikah, mempunyai keluarga, menikmati hak politiknya
sebagai warga Negara tapi dalam segi ekonominya masih tergantung kepada orang
tuanya.
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis
akan merumuskan tentang:
1. Bagaimana Pengertian tentang
pemuda.
2. Bagaimana pengertian sosialiasi
3. Bagaimana pengertian
Internalisasi
4. Bagaimana gambaran pemuda dan
identiasnya
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui tentang bagaimana pengertian dari pemuda, bagaimana pengertian
dari sosialisasi dan Internalisasi pemuda. Dan bagaimana gambaran pemuda dengan
identitas dirinya.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam
penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis
menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
PEMUDA DAN SOSIALISASINYA DALAM
PERMASALAHAN GENERASI NASIONAL
A. Pengertian Pemuda
Telah kita ketahui bahwa pemuda
atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah
nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian
ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang
menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam
pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya
dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera
mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan
untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya
pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya
dengan kenyataan yang ada.
B. Sosialisasi Pemuda
Sosialisasi adalah proses yang
membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana
bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita
ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi
dan Tujuan Sosialisasi.
a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada
semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup
ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang
menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan
lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara
berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses
sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain
atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja
ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu
pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi
organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras
dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau
kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
C. Internalisasi
Adalah proses norma-norma yang
mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional
saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa
anggota-anggota masyarakat.
a. Pendekatan klasik tentang pemuda
Melihat bahwa muda merupakan masa
perkembangan yang enak dan menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam
pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan suatu waktu akan
hilang dengan sendirinya, maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa
muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik ini,
pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang
bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah
persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan
mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai
bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
b. Dalam hal ini hakikat kepemudaan
ditinjau dari dua asumsi pokok.
Penghayatan mengenai proses
perkembangan manusia bukan sebagai suatu koninum yang sambung menyambung tetapi
fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap pragmen mempunyai arti sendiri-sendiri.
Asumsi wawasan kehidupan adalah
posisi pemuda dalam arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok
yang ada, antar generasi tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat
ruang lingkup tanggung jawabnya.
Generasi tua sebagai
angkatan-angkatan yang lalu (passing generation) yang berkewajiban membimbing
generasi muda sebagai generasi penerus. Dan generasi pemuda yang penuh dinamika
hidup berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang mulai melemah,
disamping memetik buah-buah pengalamannya, yang telah terkumpul oleh
pengalamannya.
Pihak generasi tua tidak bisa
menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan dunia. Dana
melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan,
sebaliknya generasi muda juga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk
memelihara dunia. Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed
standard) yang melihat generasi tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala
ukuran dan nilai dalam masyarakat, karena itu para pemuda menghakimi karena
cenderung menyeleweng dari ukuran dan nilai tersebut karena tidak bisa
diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa bukan saja pemuda tapi generasi
tua pun harus sensitif terhadap dinamika lingkungan dengan ukuran standard yang
baik.
Dengan pendapat di atas jelas
kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis
”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih
dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan.
Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap
lingkungan yang kini berubah dengan cepat.
D. Pemuda Dan Identitas
Telah kita ketahui bahwa pemuda
atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah
dan merupakan beban modal bagi para pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda juga
menghadapi pesoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua,
frustasi, kecanduan narkotika, masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya
jurang antara keinginan dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam setiap masyarakat
dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”. Moratorium adalah
masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda dalam
waktu tertentu mengalami perubahan.
Menurut pola dasar pembinaan dan
pengembangan generasi muda bahwa generasi muda dapat dilihat dari berbagai
aspek sosial, yakni:
1. Sosial psikologi
2. sosial budaya
3. sosial ekonomi
4. sosial politik
Masalah-masalah yang menyangkut
generasi muda dewasa ini adalah:
a. Dirasakan menurunnya jiwa
nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurangpastian yang dialami
oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah
generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan
kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat
menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya
perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang
menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja,
penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan
perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
Peran pemuda dalam masyarakat
a. Peranan pemuda yang didasarkan
atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Peranan pemuda yang menolak
unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas edukatif
d. Asas persatuan dan kesatuan
bangsa
e. Asas swakarsa
f. Asas keselarasan dan terpadu
g. Asas pendayagunaan dan
fungsionaliasi
Arah Pembinaan Dan Pengembangan
Generasi Muda
Arah pembinaan dan pengembangan
generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan
antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi ke atas kepada Tuhan
Yang Masa Esa.
b. Orientasi dalam dirinya sendiri
c. Orientasi ke luar hidup di
lingkungan
Peranan mahasiswa dalam masyarakat
a. Agen of change
b. Agen of development
c. Agen of modernization
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas
yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai
peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para
pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu
juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau
bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu
yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa
ini akan maju aman dan sentosa.
1. Jika dibandingkan dengan
generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki cirri-ciri
khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan dengan itu, sejak
kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi
yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66, dengan masing-masing ciri
khasnya.
2. Ada dua regenerasi, yaitu
a. Regenerasi yang berlangsung
alamiah. Artinya generasi berjalan lumrah seperti yang terjadi pada kelompok
dunia tumbuhan atau hewan. Proses regenerasi ini berjalan sebagai biasa-biasa
saja, berlangsung secara alami, tidak di ekspos atau dipublikasikan.
b. Regenerasi berencana, artinya
proses regenerasi ini sungguh-sungguh direncanakan, dipersiapkan. Pada
masyarakat, suku-suku primitip, proses regenerasi dibakukan dalam lembaga dapat
yang disebut inisiasi. Oleh karena itu system regenerasi seperti ini lebih
tepat disebut regenerasi Kaderisasi. Pada hakikatnya system
regenerasi-kaderisasi adalah proses tempat para kader pimpinan para suku atau
bangsa digembleng serta dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada
generasi berikutnya. Menggantikan generasi tua. Regenerasi-kaderisasi suatu
suku atau bangsa diperlukan untuk dipertahankan kelangsungan eksistensinya
serta kesinambungan suatu generasi atau bangsa, disamping dihadapkan
terjaminnya kelestarian nilai-nilai budaya nenek moyang.
3. Demi kesinambungan generasi dan
kepemimpinan bangsa Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI sebagai wadah forum
komunikasi dan tempat penggembleng. Menempa dan mencetak kader-kader dan
pimpinan bangsa yang tangguh dan merakyat.
4. Generasi muda Indonesia mulai
turut dalam peraturan aksi-aksi Tritura, Supersemar,
5. Bidang pendidikan yang dapat
menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-tenaga terampil dalam bidangnya
masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang yaitu pendidikan formal,
pendidikan non-formal dan pendidikan informal.
Abdullah, taufik, Pemuda dan
Perubahan Social, LP3ES, Jakarta, 1974.
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial
Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2003
http://www.homeartikel.co.cc
http://www.anakciremai.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar